Sumpah Pemuda 28 Oktober : Mempertegas Kepoloporan Pemuda Di Tengah Gempuran Neoliberalisme

FOTO : As'ad Rasyid (Kor. Jaringan & Propaganda FPPI Palu)
Rabu, 26/10/2016.
PALU, Respublica –
Pemuda adalah garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Revolusi hanya dapat terwujud apabila pemuda betul-betul sadar dengan bentuk ketertindasannya atas bentuk penindasan yang begitu massif dan terstruktur menggorogoti kehidupan sosial, ekonomi dan politik rakyat Indonesia.

Sejarah telah membuktikan keberadaan pemuda dalam mempertahankan kedaulatan Negara dari ancaman bangsa kolonialisme. Beberapa pergerakan yang di lakukakan oleh pendahulu kita semuanya di pelopori oleh gerakan pemuda. pendefinisian Pemuda bukanlah seorang yang hanya berusia dari 18 tahun sampai 25 tahun.’ tapi pemuda adalah seorang yang masih dianggap cakap, militan dan mempunyai semangat dalam menentukan sikap revolusionernya.

Ketika bangsa-bangsa kolonialisme melakukan pelayaran (ekspansi) pada abad ke 15 dan menemukan nusantara (Indonesia sekarang) sebagai target daerah jajahan barunya yang siap untuk di eksploitasi secara intensif Dengan model penjajahan yang diselaraskan dengan kepentingan kolonialnya (mode of production colonialism). Dan dibekali dengan misi trilogi ajaran yang harus di manifestasikan  yaitu; ingin berkuasa (glory), mengeruh kekayaan sumber daya alam (Gold) dan menyebarkan ajaran Agama (gospel).

Keberadaan dan keganasan bangsa koloniaalisme di Nusantara menyebabkan kemelaratan rakyat pribumi yang tidak manusiawi lagi.’ Berbagai bentuk strategi dan taktik penaklukan yang di terapkan oleh bangsa kolonialisme seperti melakukan represif secara fisik dengan menodong moncong senjata kearah yang dianggap musuh bagi mereka  ataupun dengan cara-cara politik seperti mempengaruhi raja-raja dengan system politik aduh domba (Devide et ampere). Strategi politik seperti inilah yang membuat ketidak-berdayaan para raja-raja di nusantara untuk melakukan perlawanan secara kolektif terhadap bangsa penjajah. Raja-raja selalu berasumsi bahwa wilayah kekuasaannya adalah bagian dari Negara kekuasaannya (miniature state) yang harus dipertahankan sekalipun peran saudara tak terhindarkan.’ Ketidak-pahaman raja-raja untuk mempertahankan kedaulatan nusantara secara utuh membuat system kerajaan di nusantara dengan mudah diruntuhkan oleh bangsa kolonialisme dan di gantikan dengan system pemerintah hindia belanda yang siap mencekik leher rakyat Indonesia.

Kegagalan raja-raja di setiap daerah untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan nusantara menjadi baro meter tersendiri bagi gerakan pemuda yang di lahirkan oleh sekolah anak haram politik etis yaitu sekolah hasil bentukan pemerintah Hindia Belanda sendiri.’ Berangkat dari semangat nasionalisme yang berapi-api membakar jiwa revolusioner pemuda untuk melakukan gerakan perlawanan.’ Pemuda hasil jebolan stovia (sekolah kesehatan yang didirikan oleh hindia belanda) melakukan perlawanan dengan membentuk organisasi modern pertama yaitu Organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Yang didirikan oleh dr Sutomo dan di ketuai oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. tipologi dari gerakan Organisasi ini sendiri adalah melakukan proses penyadaran pada rakyat pribumi lewat pidato dan media tulis (surat kabar), selain itu garakan yang bernuansa agamais juga di pelopori oleh pemuda yang digagas oleh H. Samanhudin dengan mendirikan Serikat dagang Islam pada tanggal 16 oktober 1905. Tipologi dari gerakan ini sendiri lebih pada menghimpun para pedagan bumiputera untuk melawan monopoli perdagangan bangsa asing di territorial laut jawa.

Pada tanggal 10 september 1912. Serikat Islam didirikan oleh Haji Oemar Said (HOS) tjokroAminoto dan pemuda-pemuda lainnya. Tipologi gerakan organisasi ini lebih sedikit ekstrim karena bermuatan politis untuk melakukan perlawanan terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Selain metode cerama-cerama dan penyadaran lewat tulisan-tulisan.’ Organisasi ini juga melakukan sistem kaderisasi di setiap daerah untuk memperluas basis masa gerakannya. Bebrbicara dinamika gerakan Serikat islam (SI) tentuh tidak melupakan pemuda yang berdara minangkabau yaitu Tan Malaka yang memberikan pengaruh dan kontribusi besar dalam sejarah pergerkan kemerdekaan Indonesia.’ Kemudian tak terlupakan beberapa pemuda yang mempolori gerakan-gerakan yang bersifat pembebasan manusia (human emansipatoris) sebut saja KH, Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Ashari, Raden Mas Tirtoardisoeryo, Raden Ajeng Kartini, Alimin, Ki hajar Dewantara, Sultan Syahril dan pemuda lainnya yang mengorbankan hidupnya untuk kemerdekaan Indonesia.

Berbagai gempuran di perhadapkan pada pemuda-pemuda namun tak menyurutkan semangat juang mereka untuk mempertahankan bumi pertitiwi dari cengraman bangsa kolonialisme-imprealisme. bahkan melahirkan pemuda yang lebih kritis dan populis terhadap bentuk penindasan rakyat Indonesia.’ mereka adalah Fonding father kita Ir. Soekarno dan M. Hatta yang nantinya akan memproklamirkan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

Soekarno adalah seorang orator ulung yang mampu menghipnotis jutaan rakyat Indonesia dengan retorika pidatonya, Berawal dari proses pembentukan karakter dengan belajar dari seorang guru HOS Tjokroaminoto tentang ilmu politik, kemudian mendirikan perkumpulan sebagai wadah proses pembelajaran (Study club) dan membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 juni 1947 sebagai wadah politiknya melawan Bangsa kolonialisme-imprealisme belanda.’ Sedangkan M. Hatta sendiri menyusun kekuatan gerilyarnya lewat pehimpunan Indonesia (PI) yang di gagas semasa ia menjadi mahasiswa di negeri Belanda.’ Berbagai perlawanan yang dilakukakan oleh rakyat dan dipimpin oleh pemuda masih saja bisa diredupkan oleh bangsa penjajah bahkan mereka di anggap bahaya laten terhadap stabilitas keamanan Negara.

Cita-cita soekarno dan kawan sezamannya untuk mendengungkan persatuan dan kesatuan dalam label nasionalisme akan terealisasi pada tanggal 28 oktober ditandai dengan terkonsilidasinya Persatuan Pelajar Pemuda Indonesia (PPPI) dan meleburnya Organisasi Pemuda dari berbagai Daerah seperti Jong Java, Calebes, Sumatra, ambon dan Borneo untuk menyatukan misi nasionalisme dan mengikrarkan Sumpah pemuda sebagai pondasi perjuangan bangsa Indonesia.

Momen 28 oktober 1928 merupakan satu peristiwa penting yang tidak boleh kita lupakan dalam ingatan sejarah kita.’ Bukan hanya mengingat 28 oktober itu sebagai hari sumpah pemuda saja tapi memaknai arti perjuangan pendahulu kita dalam menyatukan pandangan untuk berjuang melawan bentuk penjajahan kolonialisme-imprealisme Belanda.’ Peristiwa 28 oktober juga memberikan kontribusi besar untuk mengitegrasikan gerakan dari setiap pelosok-pelosok daerah sehingga perjuangan pemuda dapat terorganisir dan terpimpin pada satu titik perjuangan yaitu revolusi Indonesia.

Sejarah perjuangan pemuda merupakan reflesi sejarah pendahulu kita yang harus di jadikan pondasi dasar untuk membangun kesadaran berpikir kita dalam memahami konteks keindonesiaan di tengah gempuran neo liberalisme.’ Eksistensi pemuda saat ini ternina bobohkan oleh kondisi Negara yang mengabdi pada kepentingan pasar (kapitalisme internasional). Masifnya bentuk penindasan politik dan penghisapan ekonomi warisan kolonialisme-imprealismes dan akan dilanjutkan kapitalisme-neoliberalisme untuk menggorogoti lumbung ekonomi lokalitas rakyat Indonesia.’ Tanggung jawab pemerintah untuk melindungi segenap rakyatnya hanyalah seonggok kata yang sudah lama dilantung oleh mereka bibir berbisa yang siap memangsa rakyatnya sendiri.

Dinamka politik internasional menghegemoni kebijakan nasional Berawal dari kebijakan rezim Orde baru yang melegalkan investasi asing dengan dasar hokum Undang-undang penanaman modal asing (UUPMA) hingga di wariskan pada generasi penerusnya yang semuanya tidak lain hanyalah boneka asing (komparador birokrat) yang menari di atas penderitaan ranyatnya sendiri.

Persekongkolan dan konspirasi pemerintah dengan pemilik modal sudah menjadi rahasia umum yang harus kita ketahui bersama. Pemerintah saat ini hanyalah sebagai kepanjangan tangan dari system kepentingan asing. Berbagai perundingan dan kebijakan yang dirumuskan dalam perjanjian internasional (bilateral and multilateral) semuanya bermuara pada kepentingan Negara maju.’ Dan Indonesia yang terdaftar menjadi Negara anggota lembaga internasional WTO (word tarde organization) harus siap menerima kosekwensi ekonomi dan politik internasional.

Kepentigan Negara kapitalisme untuk mengekploitasi Negara berkembang ada tiga yaitu; Buruh murah, pasar dan Sumber daya alam dan Perlu kita ketahui secara bersama yang dinamakan lembaga internasional baik WTO, IMF, Word Bank, TNC, MNC, ADB, NAFTA. AFTA, APEC. Dll. itu semua adalah wadah yang dibentuk untuk merealisasikan kepentingan neo liberalisme.

Diantara organisasi lembaga internasional yang paling menonjol dan berbahaya disini adalah.’ Word Trade Organization (WTO) awal mula di bentuk hanyalah mengatur tentang kebijakan perdagangan barang tapi sudah meluas secara Universal sampai Perdagangan barang (Trde In Goods) Perdagangan Jasa (Trade in service) dan hak-hak Kekayaan intelektual (Trade related intelektual Property Right) bahkan melemparkan lima Isue baru yang harus diterima oleh Negara-negara anggota terutama adalah Negara Dunia berkembang untuk dijadikan persetujuan (agreement) adapun isu tersebut adalah Pertama Investment (investasi) kedua: Competition policy (kebijakan kompitisi), ketiga: Trade facilitation (fasilitas perdagangan), keempat: tranparancy in government Procurement (Transparansi dan belanja pemerintah) kelima: Labour Standar (standar perburuhan). Kelima isu tersebut sudah jelas mengidikasikan keberpihakan kepada Negara kapitalisme (Negara Maju) dan memarginalkan kepentingan Negara dunia berkembang (Negara Asia, afrika dan amerika latin termasuk indonesia).
Selain isu di atas, WTO juga terlibat langsung dalam persoalan hegemoni Pertanian (berdampak pada ketahanan pangan kita) dan Pendidikan Tinggi yang di balut dengan perodak Undang-undang PT No 12 tahun 2012 yang meliberalisasikan dan menkomersialisasikan pendidikan tinggi kita pada mekanisme pasar.

Dampak dari kebijakan pemerintah hari ini yang lebih mengutamakan hubungan kerjasama dengan pemilik modal asing (kapitalisme internasional) di banding dengan pembangunan industrialisasi nasional. Membuat rakyat Indonesia melarat akibat perampasan dan monopoli tanah terjadi dimana-mana dan hanya diprnuntukan untuk pembagunan industry asing.’ Dampaknya adalah pemuda desa kehilangangan sasaran ekonomi untuk menujang kebutuhan hidup dan jalan terakhir agar bisa mempertahankan hidup harus melakukan urbanisasi ke kota-kota untuk menjadi buruh murah.’ Relasi kehidupan kota sangatlah keras. kriminalisasi, prostitusi dan pengemis jalanan bukanlah profesi yang mereka kehendaki tapi di karenakan himpitan  ekonomi yang melilit membuat hidup mereka keras. Inilah yang saya sebut pemerintah lepas tanggung jawab pada rakyatnya.’

Indonesia adalah Negara agraris yang begitu kaya sumber daya alamnya namun masih dibatasi dengan kekurangan dan ketergantungan pangan dengan Negara lain.’ penggunaan Anggaran APBN sebanyak 200 terliyun hanya di habiskan untuk mengimpor pangan dari luar Negeri.’ Cukup ironi Negara yang berada di garis khatulistiwa tapi di miskinkan kebutuhan pangan.  realita tersebut mengindikasikan bahwa penguasah lebih cenderung memikirkan system pertanian holtikultural (tanaman komoditas) dan keberpihakan kepada pemilik modal raksasa seperti MIFE yang mendapatkan IUP dan HGU sebanyak 2 juta hektar untuk memonopoli pengelolahan persawahan di merauke (provinsi papau) 

Sebenarnya pemuda tidak anti dengan pembangunan. Tapi pembangunan seperti apa dulu? Aapakah pembangunan yang memarginalkan kaum miskin kota ataukah pembangungan merampas tanah rakyat atau jangan-jangan pembangunan yang lebih memprioritaskan pemilik modal dari pada kesejahtraan rakyat.

Rezim Jokowi-JK dengan kebijakan paket ekonominya.’ Dari paket satu sampai tiga belas paket ekonomi jokowi-JK semuanya di sandangkan pada kepentingan investasi asing. kalau pemerintah kita sudah mengabdi pada kepentingan asing kepada siapa lagi kita mengaduh? Kalau bukan kepada Pemuda yang sadar akan bentuk penindasan.’

Tentuh timbul sebuah pertanyaan besar kepada pemuda saat ini.’ Ditengah kondisi yang biasa-biasa saja. tidak ada lagi bentuk penjajahan. Apakah masih ada bentuk penjajahan baru di tengah kondisi Negara yang aman-aman saja.? Jawabannya.’ “ya” masih ada hanya saja gaya penindasnnya berbeda.’ Dulu Bangsa asing menjajah kita dengan bentuk fisik.’ Sekarang  bangsa asing menjajah kita dengan bentuk kebijakan ekonomi dan politiknya.’ ini lah yang membuat kita biasa-biasa saja dan tidak mau berbuat apa-apa. Refleksi sejarah pergerakan pemuda telah mengilustrasikan kepada kita semua. Bahwa pemuda lah yang menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan dari kebiadaban bangsa kolonilisme-imprealisme asing..

Tugas pemuda adalah sebagai garda terdepan dalam membangun prespektif ekonomi-Politik Rakyat. Sehingga rakyat indonesia menemukan esensi ekonomi dan politiknya yang berdaulat. Percaturan politik praktis menjadikan problem yang tak bisa terselesaikan dengan begitu saja. Multipartai bukanlah solusi kesejahtraan rakyat. Tapi hanya sebatas perahu elit politik untuk membodokan rakyat.

Pemuda harus bisa membuat rujukan atau strategi yang bersifat membangun akar rumput kebudayaan ekonomi politik Indonesia yang berdaulat dan adil. Serta mampuh mengukuhkah industry nasional yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan, menciptakan pendidikan ilmia, demokratis dan mengabdi kepada rakyat dan menatah kembali Demokrasi yang berdasarkan konsep Nasional Demokrasi kerakyatan bukan demokrasi liberal.’ dan Membangun suatu organisasi yang berlabelkan kerakyatan sebagai alat perjuangan karya massa. Karena pada hakikatnya perjuangan untuk mewujudkan revolusi bukan lah ditangan satu orang tapi berdasarkan perjuangan  karya massa.


Oleh :
Penulis : As'ad Rasyid
Disusun Oleh : Tasrun ( Ketua Pimkot FPPI Palu)



  

   


 










Comments

Popular Posts