Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016; FPPI Kota Palu : Mempertegas Kepeloporan Pemuda Melawan Oligarki Kekuasaan

FOTO: Ibnu (Orasi) di Bundaran Patung Puda Talise, Jumat, 28/10/2016
PALU, Respublica – Pemuda adalah garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Revolusi hanya dapat terwujud apabilah pemuda betul-betul sadar dengan bentuk ketertindasannya atas bentuk penindasan yang begitu massif dan terstruktur menggorogoti kehidupan sosial, ekonomi dan politik rakyat Indonesia.

Sejarah telah membuktikan bahwa pergerakan yang dilakukan oleh pendahulu kita Semuanya di pelopori oleh gerakan pemuda. Pendefinisian pemuda bukanlah hanya ditafsirkan seseorang yang berusia 18 tahun sampai 25 tahun. Tapi pemuda adalah seseorang yang tak terbataskan oleh usianya masih cakap, militansi dan mempunyai semangat dalam sikap revolusioner.

Pemuda adalah garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. revolusi hanya dapat terwujud apabila pemuda menyadari ketertindasannya atas bentuk penindasan yang begitu masif dan terstuktur mengorogoti kehidupan sosial, ekonomi dan politik rakyat Indonesia. Ketika bangsa kolonialisme melakukan pelayaran (ekspansi) pada abad ke 15 dan menemukan nusantara (Indonesia sekarang) sebagai daerah jajahan baru yang siap untuk di jadikan sasaran eksploitasi kepentingan koloninya. Berbagai macam bentuk penindasan dan penjajahan yang di terapkan bangsa kolonialisme membuat rakyat pribumi tak berdaya.

Kegagalan raja-raja untuk menjaga kedaulatan nusantara akibat disintegrasi yang di-desain oleh bangsa kolonialisme dengan sistem politik aduh domba (devide et ampera) menjadi nilai lebih tersendiri bagi bangsa kolonialisme untuk mempertahankan status quo kekuasaannya di bumi nusantara. Misi ingin berkuasa (Golry), mengekploitasi kekayaan alam (Gold), dan menyebar ajaran agama eropa (gospel) menjadi konsep dasar yang harus dimanifestasikan dalam wujud koloninya. Cengkraman kolonialisme pada rakyat pribumi mengakibatkan kemelaratan yang tidak manusiawi lagi. Inilah yang menjadi tolak ukur pemuda untuk melakukan pergerakan melawan bentuk penindasan. Kaum terpelajar hasil jebolan sekolah politik etis melakukan pergerakan dengan membentuk organisasi sebagai wadah atau alat perjuangan. Diantara beberapa organisasi yang di bentuk oleh pemuda adalah Serikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh H. Samanhudin dan Mas Tirtoadisuryo, tujuan dibentuknya organisasi ini sendiri adalah untuk menghimpun para pedagang-pedagang bumiputera melawan monopoli perdagangan asing diteritorial laut jawa.

Kemudian pada tanggal 20 mei 1908 pemuda hasil  jebolan sekolah STOVIA yaitu dr Sutomo mendirikan Organisasi modern budi utomo dan menunjuk dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai ketua umumnya. Tipologi gerakan dari organisasi ini sendiri lebih pada tahap penyadaran baik lewat surat kabar maupun cerama-cerama. Selain itu HOS Tjokro Aminoto juga membentuk organisasi Serikat Islam (SI) sebagai antitesa dari SDI. Tipolgi gerakan organisasi ini sendiri agak sedikit lebih ekstrim karena bermuatan politis, selain melakukan tahap penyadaran lewat cerama dan surat kabar organisasi ini juga melakukan kaderisasi di tingkatan massa guna memperkuat basis perlawanan. Berbicara Serikat islam tentuh tak bisa melupakan peran pemuda yang berdara minang yaitu Tan malaka yang memberikan pengaruh dan kontribusi besar pada perjuangan bangsa kita, Juga peran KH. Ahmad Dahlan yang kemudian mendirikan Ormas Islam Muhammadiya pada tahun 1912.

Selain organisasi serikat islam (SI) masih banyak organisasi atau perkumpulan-perkumpulan yang dibentuk pemuda pada saat itu. Diantaranya Indische partij (IP) pada tahun 1912 yang di didirikan oleh pemuda tiga serangkai (di Ernest Francois eugene Duwes Deker, Ki Hajar Dewantara dan dr cipto Mangunkusumo), perhimpunan Indonesia (PI) yang didirikan Moh Hatta dan kawan-kawan dinegeri belanda pada saat mereka melanjutkan pendidikan tinggi, kemudian pada tanggal 4 juli 1927 Fonding Father mendirikan Partai nasional Indonesia (PNI) sebagai label nasionalisme yang bertujuan untuk mempersatukan perjuangan bangsa. Namun strategi pergerakan PNI mampu dibaca pemerintah hindia Belanda dan menglaim Soekarno bahaya laten bagi stabilitas politik Hindia Belanda.

Perjuangan pemuda tidak usai begitu saja meski sudah mendapatkan tekanan dari bangsa kolonial. Misi persatuan dan perjuangan yang berlabelkan nasionalisme tetap mereka dengungkan di bumi pertiwi. Atmosfir perhimpunan pelajar-pelajar indonesia (PPPI) ditandai dengan terkonsilidasinya organisasi pemuda (Jong sumatra, jong java, jong borneo, Jong Calebes, dan jong ambong) di setiap daerah untuk melaksanakan pertemuan pada tanggal 23 april 1927. Dan menyepakati kongres pada tanggal 28 oktober 1928 inti dari pertemuan tersebut adalah mempersatukan dan mengirarkan sumpah atas tanah air, Bangsa dan bahasa yaitu INONESIA. Kemudian 28 oktober inilah di jadikan tonggak sejarah dari perjuangan bangsa yang kemudian sering kita peringati sebagai hari sumpah pemuda.
  
Ilustrasi sejarah perjuangan pemuda telah mengidikasikan kepada kita semua betapa  pentinnya persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan kedaulatan negara kita ditengah gempuran neoliberalisme yang begitu masif dan terstruktur menggorogoti kehidupan sosial, ekonomi dan politik kita.

Peran mahasiswa sebagai pemuda intelektual seharurusnya mampu menbuat rujukan baru terhadap formulasi kurikulum pendidikan yang saat ini lebih mengabdi kepada kepentingan asing dibanding pendidikan memanusiakan manusia (Humanis). Berbagai regulasi dan kebijakan pendidikan tinggi yang di buat oleh pemerintah semuanya berorientasi pada kepentingan pasar. 

Komersialisasi dan privatisasi pendidikan merupakan bagiaan kecil dari bentuk penindasan hari ini yang dihadapi oleh pemuda. masih banyak persoalan besar dinegara kita yang harus menjadi  tugas dan tanggung jawab kita sebagai seorang pemuda intelektual.

Dalam Momentun Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016 Front Perjuangan Pemuda Indonesia(FPPI) Kota Palu menuntut ; nasionalisasi aset, cabut UU PT No. 12 tahun 2012, hentikan perampasan dan monopoli tanah terhadap rakyat, naikkan upah buruh, pendidikan gratis, kesehatan gratis, hentikan kekerasan terhadap rakyat.

Mendidik rakyat dengan pergerakan, mendidik penguasa dengan perlawanan. mati tertindas atasu bangkit melawan, sebab diam adalah bentuk pengkhianatan.  




Oleh :
Disusun Oleh : Tasrun (Ketua Umum FPPI Kota Palu)


Comments

Popular Posts