Sepenggal Kisah Perjuangan Aliansi Peduli Opa Sul-Bar
Foto : foto bersama aliansi setelah selesai aksi |
Muh. Akbar Firman selaku Kordinator Aksi memimpin langsung aksi tersebut yang di mulai pada pukul 17:00 wita hingga berakhir pada pukul 19:30 wita. Dalam aksi tersebut Akbar selaku Korlap mengintruksikan kepada ketua organisasi yang tergabung yaitu Lembaga Pelajar Mahasiswa Mamuju Utara (LPM MATRA) Himpunan Pelajar Mahasiswa Mamuju (HPM MAJU) dan Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah ( HPPM MATENG) agar mengawal dan bertanggungjawab terhadap anggotanya agar aksi ini simpatik dan berjalan dengan baik tanpa ada hambatan apapun.
Hingga pada akhir dari aksi penggalangan dana, semua masa aksi kembali ke Sekret LPM MATRA Jln. Untad 1 Btn Bumi Roviga untuk menghitung hasil dari aksi aliansi. "Alhamdulillah, kerja keras teman-teman sangat memuaskan karena kita aksi 2 jam saja sudah dapat Rp. 4.779.000" kata akbar pada Respublica, senin 22/05/17.
Foto : saat penghitungan hasil aksi penggalangan dana |
Pada pukul 12:00 wita perwakilan tiap Lembaga tiba di Matra, Kota Pasangkayu dan istirahat di Warkop ADS Jln. Trans Palu-mamuju sembari diskusi mekanisme selanjutnya sebelum melakukan survei ke lokasi. Pada pukul 15:12 wita kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Martasari Dusun Kavuyu Tua.
Foto : saat dalam perjalanan menuju rumah Opa |
Meskipun dalam keadaan hujan deras kami tetap melanjutkan perjalan menuju lokasi dimana opa tinggal. Sebelum kerumah Opa kami bertemu dulu dengan kepala desa dan meminta agar bisa mengantar kami kerumah opa yang juga adalah warga dari desa tersebut" Katanya lagi
Karena kendaran tidak bisa masuk di sebabkan kondisi jalan yang sangat licin, tanah yang basah dan becek apa tak lagi masih gerimis maka kami melanjutkan dengan berjalan kaki di sela-sela pohon sawit yang berjejer rapih menuju rumah opa. kurang lebih 1 km berjalan kaki Pada pukul 16:30 wita kami tiba di rumah opa.
Foto : ketika berjalan kaki menuju rumah Opa |
Foto : Saat survei langdung dengan kepala desa dan ayah Opa |
Pagi yang cerah, rasa ngantuk masih menguasai mungkin karena sebagian kami tidur larut malam. Satu persatu bangun dari temapat tidur suasana disekitar masih ramai, oh iya ternyata semalam ada pesta pernikahan keluarga Akbar dan kami bermalan di rumahnya. Ada KOPI??, baunya sangat menyengat sungguh pagi yang indah, seperti mimpi dan lamunan para suami ketika sang istri menjamu di padi hari.
Kopi di sungguhkan, rasa nikmat merajai hati dan fikiran para penikmat pagi. Rasa nikmat di tambah lagi dengan se dan kami kumpul lagi membahas persiapan, kebutuhan dan lainnya. Kebetulan hari itu adalah hari minggu Pasar Tikke maka kami bersepakat untuk tidak lagi ke pasangkayu untuk belanja kebutuhan yang akan kita berikan pada Opa.
Rasa nikmat bertambah lagi dengan semangat dan senyuman para insan yang telah mengorbankan waktu, tenaga bahkan materinya untuk ikut dalam aksi kemanusiaan ini. "Tak ada perjuangan yang sia-sia, yang ada ialah menyia-nyiakan perjuangan dan berhenti di tengah jalan. Ini adalah proses, dan memahami dari setiap proses sebagai intropeksi, pengetahuan baru dan pengalaman berharga" begitulah kami menyebutnya.
Setelah semua bergegas pada pukul 10:00 wita akhirnya kami melanjutkan aktifitas menuju Pasar Tikke tepatnya berada di Kec. Tikke Raya yang kurang lebih 30 kilo meter dari desa lariang. Canda tawa mengarungi dari setiap perjalanan, semua begitu akrab seperti mengenal sudah lama hingga tak sungkan sedikitkpun. Bukan karena umur, bukan karena suku, bukan pula karena kita satu daerah, melainkan ini adalah kita semua bersaudara dalam bingkai kehidupan sehingga pertemanan persahabatan tumbuh seketika tampa timbang-menimbang. Bineka tungal ika, berbeda-beda tapi satu. Seperti itulah ungkapannya kita yang ber-Pancasila di indonesia yang meyakini perbedaan bukan permusuhan.
Pasar begitu ramai, masyarakat yang datang dari segala pencuru datang belanja meramaikan pasar ini. Kamipun bergegas mencari apa yang kami butuhkan. Masuk di setiap lorong pasar dengan langkah yang lambat dan sorotan mata yang tajam akan di sekitar. Tempat demi tempat kami singgahi dan sesekali tidak segan untuk menawar harga" tidak bisa kurang lagi pak??" Kasmini dan Indah menawar harga.
Foto : tampak ketua Lpm Matra, saat dalam perjalanan menuju pasar tikke |
Semua sudah selesai, barang yang di butuhkan sudah tersedia. Kini waktunya melanjutkan perjalanan menuju rumah Opa dan membawa apa yang kami beli untuk kebutuhan Opa dan ayahnya.
Foto : tampak saat belanja untuk kebutuhan opa |
Hujan makin deras, sementara perjalan masih cukup jauh.
Mobil terhenti, ternyata sudah sampai dan mobilpun di parkir dengan baik dan mesinnya di matikan. Kami bergegas turun lanjut dengan berjalan kaki dengan membawa barang yang kami beli. Satu persatu mengambil bagian untuk di bawa dan langkahpun di mulai. Langkah demi langkah melintasi jalan yang amat licin membuat kita untuk berhati-hati melaluinya. "Sedikit lagi kita akan tiba di rumah opa"guman dalam hati
Foto : saat hendak melanjutkan perjalanan menuju rumah opa |
Foto : tampak saat sedang mengambil barang masing-masing dan membawanya kerumah Opa |
Barang bawaan di kumpul teras rumah opa, kami duduk berhamburan untuk sekedar melepas lelah. Asap rokok bermain-main di udara sedikit menghilangkan rasa lelah, nafas naik turun mata tertuju pada objek di depan, ada sungai dan rumah Opa yang kumuh. Sementara itu wanita tangguh dari matra dan mamuju (kasmini dan indah)sibuk dengan barang kami beli,mereka mengaturnya.
Waktu terus berlalu, barang yang kami bawa telah kami berikan pada opa dan ayahnya. Tidak lupa juga kami memberikan ala kadarnya pada warga yang ada di sekitar umah opa yang juga layak di bantu. Ucapan terimah kasih tidak ada hentinya keluar dari warga sekitar terlebih ayah Opa sangat berterima kasih ada mahasiswa yang mau memantunya. "Kami sangat bersyukur atas bantuan mahasiswa yang masih mau memperhatikan kami yang di pelosok ini. Semoga dengan adanya bantuan dari mahasiswa ini dapat menyadarkan para pemerintah desa dan kabupaten agar melihat dan memperhatikan masyarakat yang ada di pelosok seperti kami ini" kata ayah Opa dengan bibir yang gemetar
Foto : indah saat memberikan bantuan ke pada ayah opa |
Foto : terlihat Opa diatas kasur barunya beserta baju baru yang di belikan |
Foto : saat foto bersama warga dan aliansi peduli Opa |
Salam sejahtera untuk kita
Tuhan selalu bersama ummat yang mau berjuang kebenaran.
Hujan masih deras, kami terus berjalan.
Di susun oleh :
Oleh : Tasrun
Comments
Post a Comment